Dunia Wanita - Sarah adalah seorang ibu yang naik haji bersama anaknya, Hasan, ke Tanah Suci. Karena Sarah sudah tua, Hasan memapah ibunya itu dan berbisik, "Ummi, undzur ilaKa'bah (Ibu, lihatlah Ka'bah)."
Ibunya hanya membisu seribu bahasa. Hasan kembali berbisik, " Ibu inilah Ka'bah." Tapi tetap saja Sarah hanya diam sambil menyapukan pandangan.
Ini aneh, Hasan melihat wajah ibunya yang seolah masih mencari-cari di mana bangunan hitam segi 4 itu. Ibunya pun tak paham mengapa ia tidak bisa menyaksikan Ka'bah yang betul-betul tepat berada di hadapannya. Berkali-kali Sarah mengusap matanya tapi yang tampak hanyalah kegelapan.
Hasan tidak kecil hati, dan memohon ampun kepada Allah dan berdoa supaya ibu tercinta bakal merasakan anugerah bisa melihat Ka'bah.
Hasan yang merasa aneh dengan penglihatan ibunya yang buta tiap tiap kali di depan Ka'bah, kemudian bertanya apakah ibunya memiliki kesalahan sampai mendapat azab dari Allah. Namun ibunya menolak untuk mengaku.
Kemudian Hasan membawa ibunya bertemu dengan seorang ulama di Abu Dhabi. Ketika ditanya ulama itu, Sarah terdiam.
Saat Muda Ternyata....
Sehari setelah pertemuan itu Sarah menghubungi ulama tersebut melalui sebuah panggilan telepon dan menceritakan semuanya.
" Ustaz, ketika saya muda dulu saya bekerja sebagai perawat di sebuah rumahsakit pemerintah," kata Sarah. " Pekerjaan perawat adalah perkerjaan yang mulia," potong ulama itu.
" Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan bermacam cara, tidak peduli halal atau haram. Saya acap kali menukar bayi sebab tidak semua orang suka dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Apabila ada yang ingin anak laki-laki karena melahirkan seorang anak perempuan, saya akan menukarnya dengan imbalan uang," jelas Sarah menceritakan masa lalunya
" Lalu apa lagi yang Anda kerjakan?" tanya ulama itu lagi
" Di rumah sakit saya juga memandikan jenazah, tapi saya memandikannya juga karena ada sebabnya. Saya bekerja sama dengan dukun," kata Sarah.
Emosi Lihat Seorang Alim, Dia....
Sarah kemudian bercerita bahwa setiap ada permintaan menyengsarakan orang, baik membuatnya sakit atau meninggal, maka syaratnya benda sihir itu ditanam di tanah bersama orang meninggal. Karena itu Sarah akan memasukkan benda-benda itu ke dalam mulut si jenazah.
" Pernah sekali seorang alim meninggal dalam kecelakaan, saya memasukkan benda sihir itu ke dalam mulutnya. Tidak tahu mengapa benda-benda sihir itu kembali keluar dan tidak mau masuk sehingga saya mencoba menekannya lebih dalam berulang kali namun tetap gagal.
" Ketika emosi saya naik, saya masukkan benda-benda itu kemudian saya jahit mulutnya," ungkap Sarah.
Tidak pernah terbayang dalam hidup, seorang manusia, apalagi ia seorangwanita, yang memiliki hati nurani yang begitu keji dan kejam.
Sekitar 7 hari kemudian si ulama ini tidak mendapat panggilan telepon dari Sarah. Akhirnya ia bergegas ke rumah Hasan berharap Sarah akan bertaubat dengan segala perbuatannya.
Akan tetapi setelah bertemu Hasan, kabar duka yang diterima ulama itu. " Ummi sudah meninggal dua hari setelah menghubungi Ustaz," ujar Hasan.
Datang Pria Berjubah Hitam di Pemakaman
Hasan bercerita setelah menghubungi ulama, ibunya jatuh sakit dan terus meninggal. Dan lebih mengejutkan lagi peristiwa pemakaman Sarah yang tidak diterima oleh tanah Mekkah.
Tanah sudah digali, tapi ketika liang kubur sudah siap, tanah kembali tertutup rapat dan ini terjadi berulang ulang dari pagi hingga siang. Bahkan sampai waktu Magrib tak ada satu pun lubang kubur berhasil digali. Sampa-sampai penggali kubur putus asa dan meninggalkan Hasan dengan jenazah ibunya sendirian.
Sebagai anak yang sayang dan hormat ibunya, Hasan tidak sanggup meninggalkan jenazah ibunya tanpa dikubur. Dibawa balik ke negara asal rasanya juga tidak mungkin.
Disela sela Hasan berzikir, dengan izin Allah tiba-tiba berdiri seorang pria berjubah hitam. Wajahnya tidak jelas dan mengatakan, " Biar saya yang mengurus jenazah ibumu, kamu pulanglah."
Mendengar suara pria itu, entah kenapa hati Hasan begitu yakin dan percaya. " Aku minta kamu jangan menoleh ke belakang sampai kamu sampai di rumah," pesan pria itu pada Hasan.
Semoga kita bisa memetika hikmah dari kisah ini. Wallahu Alam...
sumber: eberita.org
0 Comments
EmoticonEmoticon