Arti Kristenisasi
1. Yang dinamakan kristenisasi ialah mengkristenkan orang atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke gereja.
1. Yang dinamakan kristenisasi ialah mengkristenkan orang atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke gereja.
2. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan terhadap orang-orang yang belum memeluk agama atau mereka yang memeluk agama animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang telah memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercayai sebagai satu tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali kepada induknya. Manusia-manusia sebagai anak domba akan dibawa kepada kerajaan Tuhan.
3. Kristenisasi adalah usaha internasional, artinya mereka bermaksud menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Dapat diakui bahwa ini adalah mutlak hak asasi mereka, sebagaimana orang Muslimin-pun mempunyai tugas menyiarkan Islam ke seluruh dunia. Namun demikian memang perlu sama-sama disadari perlunya suatu garis pengamanan yang dapat menghindarkan terjadinya pergesekan dan perselisihan, sehingga masing-masing pemeluk agama tertentu tidak merasa cemas untuk dipaksa atau dibujuk atau diusahakan pindahnya kepada agama lain. Garis ini harus jelas dan ditaati terutama oleh para pemeluk agama yang telah disahkan oleh Negara Republik Indonesia seperti misalnya agama Islam dan Kristen (Masehi).
4. Pada tanggal 30 Nopember 1967 Pemerintah mengadakan Musyawarah Antar Agama bertempat di gedung Dewan Pertimbangan Agung Jakarta, dengan maksud antara lain untuk membina saling pengertian dan saling toleransi antara pemeluk-pemeluk agama terutama Islam dan Masehi. Dalam sambutan tertulis Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat Presiden Republik Indonesia, menyatakan keprihatinannya atas kenyataan bahwa penyiaran agama masih dilakukan orang terhadap mereka yang telah memeluk agama tertentu. Dijiwai oleh sambutan Pejabat Presiden itu maka pihak umat Islam mengusulkan rumusan persetujuan, yaitu: rakyat yang telah beragama jangan dijadikan sasaran penyebaran agama lain. Pihak Masehi menolak keras usul itu. Maka dicoba untuk mengadakan pertukaran pikiran dan pendekatan-pendekatan namun sia-sia, yang mengakibatkan musyawarah yang berlangsung hampir 24 jam itu tidak menghasilkan sesuatu yang kongkrit.
5. Kristenisasi dalam pengertian politik ialah: berusaha untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan dan sikap penguasa, yang memberi kesempatan lebih banyak lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil dan dalam bidang politik berhasil pula, maka terbukalah jalan yang selebar-lebarnya untuk menjadikan keseluruhan masyarakat bernapaskan Kristen, sehingga diharapkan dengan cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya kejadian di Pilipina, yang sekarang ini ternyata menjadi basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara.
6. Usaha Kristenisasi itu dilakukan dengan segala daya, biaya peralatan yang lengkap, rencana yang masak, tehnik yang tinggi, kemauan dan kesungguhan yang mantap dan kuat, keyakinan yang mendalam serta melalui segala jalan dan saluran yang meresap dalam hampir semua aspek kehidupan manusia: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan segala macam hiburan.
Misi Kristenisasi 3G (Gold Glory Gospel)
WAJIB DIKETAHUI OLEH SELURUH UMAT ISLAM tentang "Tiga Serangkai Musuh Islam"
Kristenisasi, orientalisme dan penjajahan menjadi tiga serangkai yang menjadi musuh islam.
Kristenisasi bertugas merusak aqidah,
Orientalisme memporakporandakan pemikiran Islam, dan
Penjajahan melumpuhkan kekuatan fisik umat Islam.
Maha Benar Allah dengan FirmanNya :
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka, dan Allah menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai"(QS at-Taubah: 32)
Tujuan utama misionaris adalah menyeret orang Islam ke Kristen. Jalan yang biasa ditempuh adalah dengan upaya bagaimana cara mengaburkan pengertian Islam bagi kaum muslimin. Misionaris bertindak sebagai mata-mata dan antek-antek penjajah barat demi merusak kesatuan Islam. Tujuan itu diperjelas oleh pendeta Simon, bahwa misionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan persatuan umat Islam.
Di Indonesia, negara yang pertama kali mengembangkan kristenisasi adalah Belanda, yang menjajah Indonesia dan memecah Jawa menjadi kawasan-kawasan yang dibangun untuk gereja dan sekolahan. Dan langkah tersebut diikuti oleh negara Eropa lainnya menjajah Indonesia selama lebih dari 350 tahun. Dengan semangat 3G yang digencarkan hanya untuk menampakkan bahwa Kristen adalah bangsa barbar yang bengis serakah yang siap merampok dan menjarah bahkan lebih buruk dari itu.

1. Gold
Emas yang identik dengan kekayaan bagi Kristen untuk menjajah bangsa Indonesia, mengambil secara paksa atau tepatnya merampas kepemilikan pribadi dari tiap-tiap rakyat Indonesia. Di sini tidak ada kata sebutan yang lebih buruk bagi mereka selain kata perampok.
selain itu mereka juga merampas kekayaan alam indonesia dari hasil alamnya maupun hasil tambang tanah Indonesia yang merupakan hak mutlak bangsa Indonesia, sehinngga tidak salah jika menyebut mereka bangsa Penjarah. Tidak hanya Sumber daya alam yang mereka rampok dan jarah, tetapi manusia Indonesia yang mereka peras keringatnya untuk kemudian diinjak-injak bagai binatang, sebuah bentuk lain dari perbudakan.
2. Glory
Kemenangan yang biasanya didapatkan dari menaklukkan lawan. Tetapi entah masih bisa disebut sebagi kemenangan dengan menaklukkan bangsa yang menyambut kedatangan mereka layaknya tamu. menaklukkan bangsa yang sama sekali tidak berdosa terhadap mereka. menaklukkan hanya untuk kesenangan membunuh, menindas, merampok dan menjarah juga memperbudak. bahkan seorang barbar pun masih menghormati nilai-nilai kepahlawanan. maka dari itulah mereka dapat digolongkan bangsa yang bukan hanya lebih rendah dari bar-bar, tetapi juga lebih rendah dari binatang.
3. Gospel
Agama, maka dari sinilah Kristen berkembang di Indonesia.
Proyek Kristenisasi
Berbagai cara ditempuh untuk melancarkan proyek kristenisasi. Ada yang memalsukan Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim yang “mendukung” kristenisasi
Kawin antar-agama hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian memurtadkannya. Abu Deedat merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109, “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman…” Juga Al-Baqarah: 120, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.”
Perkataan Al-Quran itu memang benar. Dalam Konferensi Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang Yahudi yang menjabat direktur organisasi misi Kristen, menyatakan, “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslimin sebagai seorang Kristen, namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq sebagaimana seorang Muslim. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsu.”'

Plesetan Al-Quran
Al-Quran, sebagai tuntunan hidup ummat Islam, kini dimanfaatkan sebagai sarana kristenisasi. Tentu saja bukan Al-Quran sungguhan, tapi palsu. Salah satunya adalah The True Furqan, yang sempat beredar di internet dan menggegerkan publik Jawa Timur, awal Mei lalu. Dalam Al-Quran buatan Evangelis (Ev) Anis Shorrosh itu, ada surat bernama Al-Iman, At-Tajassud, Al-Muslimun, dan Al-Washaya yang isinya memuji-muji Yesus. Selain ada Al-Quran palsu, juga bertebaran buku-buku plesetan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. “Cara ini yang sekarang paling banyak terjadi. Pemberian Supermie atau bantuan uang sudah tidak manjur lagi,” tutur Abu Deedat. Kenapa cara itu ditempuh? Dalam wawancara dengan majalah Jemaat Indonesia (edisi 4 Juni 2001), Pdt R Muhamad Nurdin �Muslim murtad� menyebut trik itu sebagai cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. “Saya membuat buku agar dibaca umat Kristen, kemudian disalurkan kepada umat beragama lain. Saya tulis untuk kalangan sendiri, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Demikian bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang Yahudi. Itu cara yang hati-hati dalam merebut hati kaum Muslimin. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk Suradi dan Poernama,” ujarnya. Dua nama terakhir adalah pendeta yang divonis mati oleh Forum Ulama Ummat (FUU) Bandung karena menghina agama Islam. Buku-buku Nurdin laku keras. Dalam tiga tahun, 5000 eksemplar ludes. Hasilnya, menurut penuturan Wakil Gembala Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun Jakarta ini, banyak orang Islam yang akhirnya menerima Yesus alias murtad. “Bahkan ada yang menjadi penginjil.” Contoh buku karangan Nurdin adalah Ash-Shadiqul Masdhuq (Kebenaran yang Benar), As-Sirrullahil Akbar (Rahasia Allah yang Paling Besar), dan Ayat-ayat Penting dalam Al-Quran.
Selain buku, juga bermunculan brosur atau pamflet sejenis lembar Jumat. Judul yang dipilih pun seolah-olah Islami. Misalnya “Allahu Akbar Maulid Nabi Isa as”, “Kesaksian Al-Quran tentang Keabsahan Taurat dan Injil”, dan “Siapakah yang Bernama Allah itu?” Bertebaran pula stiker kaligrafi Arab yang isinya pujian kepada Yesus.
Buku dan brosur itu diterbitkan oleh Yayasan Jalan Al-Rachmat, Yayasan Christian Center Nehemia Jakarta, Yayasan Pusat Penginjilan Alkitabiah (YPPA), Dakwah Ukhuwah, dan Iman Taat kepada Shiraathal Mustaqiim. Anak-anak sekolah juga menjadi sasaran empuk. Siti Muflikhah, santri Pesantren At-Taqwa Bekasi, pernah mendapat surat berisi komik anak-anak dari sebuah lembaga yang menamakan diri Klab17. Di bagian awal, komik itu berisi cerita keseharian anak-anak. Namun di bagian akhir ada pernyataan, “Saya percaya akan Engkau, Yesus sebagai juruselamat saya.”
Mengaku Mantan Haji
Bidang kesehatan juga dibidik. Ini antara lain dialami keluarga Hartono, warga Kupang, Surabaya. Istrinya, Jam’iyah, sakit dan dirawat di RS RKZ Surabaya. Biaya yang harus dikeluarkan selangit sehingga Hartono yang cuma bekerja sebagai mandor kontraktor kebingungan.
Datang misionaris menawarkan bantuan biaya pengobatan. Namun ada syaratnya: masuk Kristen. Hartono terpikat. Suami istri itupun akhirnya menjadi penganut Kristen.
Cara yang cukup sulit diidentifikasi adalah tipu daya dengan meniru adat atau kebiasaan komunitas Muslim. Di Cirebon, ada kelompok qasidah yang menyanyikan puji-pujian kepada Yesus. Hal serupa juga dilakukan jemaat Kanisah (Kristen) Ortodoks Syiria (KOS) yang menyelenggarakan tilawatul Injil, memakai peci, ibadahnya mengamalkan shalat 7 waktu, memakai sajadah, dan mendendangkan qasidah.
Duta-duta Injil (begitu kalangan Kristen menyebutnya �red) juga berani mengaku sebagai mantan ustadz, bertitel haji atau hajjah, atau anak kiai terkenal. Pengakuan-pengakuan seperti itu direkam dalam kaset dan diedarkan di tengah masyarakat. Misalnya di Cirebon, murtadin Ev Danu Kholil Dinata alias Theofilus Daniel alias Amin Al-Barokah, mengaku sebagai sarjana agama Islam, yang pindah menjadi pemeluk Kristen setelah mempelajari Nabi Isa versi Islam di STAI Cirebon. Ternyata ijazah sarjana yang dipakai untuk kesaksian itu palsu.
Ada lagi Ev Hj Christina Fatimah alias Tin Rustini alias Sutini alias Bu Nonot, pemberita Injil dengan memperalat Al-Quran di Gereja Bethel Pasir Koja, Bandung. Mengaku pernah berkali-kali menunaikan ibadah haji. Menurut penuturan Sumarsono, mantan suaminya, Sutini tidak pernah belajar di pesantren. Selama berkeluarga tidak pernah shalat. Memang dia pernah pergi ke Arab Saudi, bukan untuk ibadah haji tetapi menjadi TKW. Banyak lagi kaset-kaset yang berisi rekaman kesaksian palsu, misalnya kesaksian HA Poernama Winangun alias H Amos, Pdt R Muhamad Nurdin, Pdt M Mathius, Pdt Akmal Sani, Niang Dewi Ratu Epon Irma F Intan Duana, dan Ev Paulus Marsudi.
Sekolah dan Tawaran Kerja
Biaya sekolah yang kian mahal juga dimanfaatkan untuk menjerumuskan kaum Muslimin. Mereka mendirikan sekolah (yang seolah-olah) Islam, seperti Institut Teologi Kalimatullah Jakarta yang dikelola Yayasan Misi Global Kalimatullah. Juga ada Sekolah Tinggi Teologi (STT) Apostolos Jakarta, yang mempunyai kurikulum Islamologi bermuatan 40 sks.
Lapangan kerja juga menjadi lahan subur. Ini misalnya dilakukan pasangan misionaris Robert Antony Adam dan Traccy Carffer di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Warga Amerika Serikat yang terang-terangan mengaku utusan Yesus itu berhasil memurtadkan 123 orang Minang, dengan bekal jabatan konsultan kehutanan Global Partners Forestry Unit (GPFU). Robert-Traccy yang masuk Pesisir Selatan sejak Desember tahun silam, menawarkan rekayasa teknologi tepat guna pemberdayaan jati emas, pala super, dan kapas transgenik. Robert lantas menjual bibit jati mas, pala, dan kapas dengan harga 50% lebih murah daripada harga pasaran. Kalau mau dapat gratisan, bisa saja. “Asal masuk Kristen,” ujar Masrizal, aktivis dakwah di Pesisir Selatan.
Banyak warga yang tergiur dan akhirnya menjual keyakinan karena terobsesi keuntungan jutaan rupiah. Untung misionaris ini segera dideportasi karena pelanggaran visa, pertengahan bulan lalu. Kasus serupa terjadi di Bekasi. Bulan April lalu terbongkar praktik kristenisasi berbungkus lapangan kerja. Sekitar 50 orang Muslim asal Gorontalo dibawa ke Bekasi dengan janji akan dipekerjakan dan diberi beasiswa oleh Yayasan Dian Kaki Emas. “Tapi setelah sampai di sini, mereka dididik dan dipaksa pindah agama Kristen oleh Pendeta Edi Sapto,” ungkap Hamdi, Ketua Divisi Khusus Forum Bersama Ummat Islam, dalam acara konferensi pers di Masjid Al Azhar, Klender Jakarta Timur. Warga Muslim itu disekap, didoktrin ajaran Kristen, disuruh ikut kebaktian, dan dilarang shalat. Mereka juga diwajibkan memelihara babi-babi yang ada di kompleks yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektar itu. Akhirnya kompleks kristenisasi terselubung itu digerebeg warga dan aparat.
Dukungan Tokoh Muslim Liberal
Proyek kristenisasi ternyata mendapat `dukungan’ dari beberapa orang yang sering disebut cendekiawan Muslim. Tokoh-tokoh ini memperkenalkan paham liberalisme dan pluralisme yang kerap mengusung slogan `membangun dunia baru’, dengan penyatuan agama dan melepaskan fanatisme agama. Salah satunya adalah Prof DR Said Agil Siradj, MA. Gagasan pluralnya antara lain tampak dalam pengantar buku Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam. Buku ini dikarang oleh Bambang Noorsena, pendiri Kanisah Ortodoks Syiria (KOS) di Indonesia.
Di situ Said Agil menulis bahwa KOS tidak berbeda dengan Islam. Secara al-rububiyyah, KOS mengakui bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam yang harus disembah. Secara al’uluhiyyah, telah mengikrarkan Laa ilaha ilallah (Tiada Ilah selain Allah) sebagai ungkapan ketauhidannya. Jadi dari tauhid sifat dan asma Allah secara substansial tidak jauh berbeda dengan Islam. Perbedaannya, menurut Said Agil, hanya sedikit. Jika dalam Islam (Sunni) kalam Tuhan yang Qadim itu turun kepada manusia (melalui Muhammad) dalam bentuk Al-Quran, maka dalam KOS kalam Tuhan turun menjelma (tajassud) dengan Ruh al-Quddus dan perawan Maryam menjadi Manusia (Yesus). Perbedaan ini tentu saja sangat wajar dalam dunia teologi, termasuk dalam teologi Islam. “Pandangan seperti itu merupakan salah satu bentuk penghancuran aqidah,” timpal Abu Deedat.
Tokoh lainnya adalah DR Nurcholis Madjid. Dalam buku Pluralitas Agama, Kerukunan dalam Keragaman, Cak Nur menjelaskan bahwa pengikut Isa Almasih menyebut kitab Injil sebagai Perjanjian Baru berdampingan dengan kitab Taurat yang mereka sebut sebagai Perjanjian Lama. Kaum Yahudi tidak mengakui Isa Almasih dengan kitab Injil-nya, menolak ide Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru itu, namun Al-Quran mengakui keabsahan keduanya sekaligus.
Dengan nada agak tinggi, Abu Deedat menyebut pendapat Cak Nur itu sebagai upaya pendangkalan aqidah. “Para pengikut Nabi Isa as (kaum Hawariyun) tidak pernah menyebut Injil sebagai kitab Perjanjian Baru. Nabi Isa sendiri tidak pernah menerima atau mengetahui kitab Perjanjian Baru karena Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa bukanlah Perjanjian Baru yang isinya kebanyakan surat-surat Paulus yang sangat bertentangan dengan ajaran Nabi Isa itu sendiri,” katanya. Selain kedua tokoh di atas, Abu Deedat juga memasukkan Alwi Shihab sebagai tokoh pluralis. Sementara Adian Husaini dalam Islam Liberal menunjuk beberapa nama seperti dosen-dosen Universitas Paramadina (Komaruddin Hidayat, Budhy Munawar Rahman, Luthfi As-Syaukanie), dosen UIN Syarif Hidayatullah (Azyumardi Azra, Muhammad Ali, Nasaruddin Umar), dan beberapa nama lain yang menjadi kontributor Jaringan Islam Liberal.
Menurut Adian yang juga anggota Komisi Kerukunan antarumat Beragama MUI, melalui pluralisme, ummat Islam diprovokasi agar melapaskan aqidahnya. Tidak lagi meyakini agamanya saja yang benar, dan kemudian diajak untuk mengakui bahwa agama Kristen juga benar. “Teologi pluralis sebenarnya adalah pembuka pintu bagi misi Kristen dan sejalan dengan imbauan Paus Yohanes Paulus II agar misi Kristen terus dijalankan,” ujarnya.
Kaum Kristen juga tak segan-segan “menyerang” tokoh-tokoh Muslim yang dikenal sebagai pejuang tegaknya syariat Islam. Misalnya KH Kholil Ridwan (Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia) dan KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Pimpinan As-Syafiiyah, Jakarta). Sekitar 5 bulan lalu, keduanya mendapat kiriman brosur dari STT Apostolos. “Isinya tidak secara langsung mengajak kepada agama Kristen, namun mengajak saya agar masuk ke dalam Apostolos. Itu artinya Apostolos mengajak saya untuk masuk ke dalam agama Kristen,” kata Abdul Rasyid. Abdul Rasyid segera melaporkan kejadian itu kepada aparat, sebab cara itu sudah melanggar ketentuan hukum, yakni larangan mengajak ummat suatu agama untuk masuk ke agama lain. Kemudian ada pemberitahuan dari aparat bahwa pihak Apostolos melalui Pdt Yusuf Roni membantah telah mengirim surat dan brosur itu.
“Terlepas dari benar tidaknya bantahan itu, yang jelas apa yang saya alami merupakan indikasi bahwa sasaran kristenisasi tidak hanya kalangan akar rumput, tapi juga ulama dan tokoh masyarakat,” ujar Abdul Rasyid.
Yerikho 2000 dan Doa 2002
Misi Kristen di Indonesia didukung oleh kekuatan dana yang sangat besar, di antaranya melibatkan konglomerat keturunan Cina, James T Riady (bos Grup Lippo). Seperti terungkap di majalah Fortune (16 Juli 2001), James berencana membangun seribu sekolah di desa-desa miskin di Indonesia. James bekerjasama dengan Pat Robinson (misionaris dunia) juga akan mendirikan organisasi jaringan umat Kristiani. Hebatnya, ummat Islam secara tidak sadar turut mendukung cita-cita besar James T Riady. Antara lain dengan menjadi nasabah Bank Lippo, belanja di Mal Lippo, membeli rumah di Lippo Karawaci dan Cikarang, berobat ke RS Siloam, pelanggan Lippo Shop, Link Net, Lippo Star, Kabel Vision, dan Asuransi Lippo.
Indonesia memang akan dijadikan pusat perkembangan Kristen di Asia Pasifik. Demikian kata Pdt George Anatorae dari The Lord Familly Church Singapore dalam seminar kerjasama Global Mission Singapore dan Galilea Ministry Indonesia, di Hotel Shangrila Jakarta (9-12 Juni 1998). Sejauh mana keberhasilan program itu, perlu diteliti lebih lanjut. Yang pasti, data tahun 1999 menunjukkan jumlah umat Islam di Indonesia anjlok dari 90% menjadi 75% (Siar No 43, 18-24 November 1999). Keberhasilan itu berkat kerja keras 38 agen kristenisasi, 1573 misionaris pribumi, 62 misionaris asing, dan 421 misionaris lintas kultural (data dari Operation World 2001 yang dihimpun India Missions Association, Japan Evangelical Assocation, dan Korea Research Institute for Missions).
Salah satu lembaga yang gencar melaksanakan kristenisasi adalah Doulos World Mission (DWM). Saat ini DWM sedang melaksanakan Proyek Yerikho 2000, yaitu program pengkristenan wilayah Jawa Barat, dengan sentra kegiatan digerakkan di kawasan pinggiran Jakarta. Proyek ini bertujuan “mewujudkan Kerajaan Allah di bumi Parahyangan menyongsong abad XXI”. Menurut Hendrik Kraemer, peneliti dan penginjil dari Belanda, Jawa Barat adalah wilayah “paling gelap” di Indonesia dan sangat tertutup bagi Injil. Karena itu aktivis DWM bertekad, “Kita harus merebut tanah Pasundan bagi Kristus.”
Yerikho 2000 juga digerakkan di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pusat kegiatan DWM berada di kawasan Rawamangun (Jakarta Timur) dan Tangerang (Banten).
Program lainnya adalah Doa 2002, yang dilaksanakan sejak tanggal 19 Oktober 2001 sampai 6 Desember 2002. Secara khusus program ini menyebut beberapa komunitas Muslim sebagai objek kristenisasi. Di antaranya adalah suku Kaili Ledo (Sulawesi Tengah), Melayu Riau, Betawi, Aceh, Melayu Kalimantan, Tenggarong Kutai, Bima, Maluku, Banda, dan Papua. Rencana program Doa 2002 tertuang dalam buku 40 Hari Doa Bangsa-Bangsa yang telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa di dunia.
Muslim Betawi misalnya, harus didoakan oleh segenap orang Kristen pada tanggal 9 November 2001 lalu. Itu perlu dilakukan agar hati Bapa mengasihi dan merindukan orang Betawi. Selain itu, agar Bapa mengutus duta-duta kerajaan-Nya untuk mengembangkan pelayanan kesenian Betawi, literatur, dan radio dalam bahasa Betawi. Juga, agar Tuhan mencurahkan kuasa-Nya dan mengubah kehidupan orang-orang yang berpengaruh dalam suku Betawi, baik para penyanyi, penari, tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan wanita.
Secara khusus, orang Kristen mendoakan Presiden Megawati dan beberapa pemimpin dunia. Harapannya, agar Megawati (dan para pemimpin) mendapat pewahyuan tentang Ketuhanan Yesus dan keluarganya datang mengenal Kristus.
Duta-duta Injil juga sedang menggencarkan ritual Doa 5 Patok. Yakni meningkatkan doa 5 kali sehari dengan pelaksanaan minimal 30 menit lebih awal sebelum waktu shalat (bagi orang Islam). Tujuannya adalah untuk mengadakan penghadangan ruhani sekaligus pembersihan atmosfir ruhani agar kaum Muslimin dapat menerima Yesus.
Ritualnya dilaksanakan sebelum waktu shalat ummat Islam, yakni subuh (mulai 03.15-selesai), pagi (10.30-selesai), siang (14.00-selesai), sore (17.00-selesai), dan malam (18.00-selesai). Pada Kamis malam, dilakukan doa semalaman dan peperangan ruhani sambil berkeliling kota/lokasi tertentu. Awas, hati-hati!
4. Pada tanggal 30 Nopember 1967 Pemerintah mengadakan Musyawarah Antar Agama bertempat di gedung Dewan Pertimbangan Agung Jakarta, dengan maksud antara lain untuk membina saling pengertian dan saling toleransi antara pemeluk-pemeluk agama terutama Islam dan Masehi. Dalam sambutan tertulis Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat Presiden Republik Indonesia, menyatakan keprihatinannya atas kenyataan bahwa penyiaran agama masih dilakukan orang terhadap mereka yang telah memeluk agama tertentu. Dijiwai oleh sambutan Pejabat Presiden itu maka pihak umat Islam mengusulkan rumusan persetujuan, yaitu: rakyat yang telah beragama jangan dijadikan sasaran penyebaran agama lain. Pihak Masehi menolak keras usul itu. Maka dicoba untuk mengadakan pertukaran pikiran dan pendekatan-pendekatan namun sia-sia, yang mengakibatkan musyawarah yang berlangsung hampir 24 jam itu tidak menghasilkan sesuatu yang kongkrit.
5. Kristenisasi dalam pengertian politik ialah: berusaha untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan dan sikap penguasa, yang memberi kesempatan lebih banyak lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil dan dalam bidang politik berhasil pula, maka terbukalah jalan yang selebar-lebarnya untuk menjadikan keseluruhan masyarakat bernapaskan Kristen, sehingga diharapkan dengan cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya kejadian di Pilipina, yang sekarang ini ternyata menjadi basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara.
6. Usaha Kristenisasi itu dilakukan dengan segala daya, biaya peralatan yang lengkap, rencana yang masak, tehnik yang tinggi, kemauan dan kesungguhan yang mantap dan kuat, keyakinan yang mendalam serta melalui segala jalan dan saluran yang meresap dalam hampir semua aspek kehidupan manusia: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan segala macam hiburan.
Misi Kristenisasi 3G (Gold Glory Gospel)
WAJIB DIKETAHUI OLEH SELURUH UMAT ISLAM tentang "Tiga Serangkai Musuh Islam"
Kristenisasi, orientalisme dan penjajahan menjadi tiga serangkai yang menjadi musuh islam.
Kristenisasi bertugas merusak aqidah,
Orientalisme memporakporandakan pemikiran Islam, dan
Penjajahan melumpuhkan kekuatan fisik umat Islam.
Maha Benar Allah dengan FirmanNya :
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka, dan Allah menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai"(QS at-Taubah: 32)
Tujuan utama misionaris adalah menyeret orang Islam ke Kristen. Jalan yang biasa ditempuh adalah dengan upaya bagaimana cara mengaburkan pengertian Islam bagi kaum muslimin. Misionaris bertindak sebagai mata-mata dan antek-antek penjajah barat demi merusak kesatuan Islam. Tujuan itu diperjelas oleh pendeta Simon, bahwa misionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan persatuan umat Islam.
Di Indonesia, negara yang pertama kali mengembangkan kristenisasi adalah Belanda, yang menjajah Indonesia dan memecah Jawa menjadi kawasan-kawasan yang dibangun untuk gereja dan sekolahan. Dan langkah tersebut diikuti oleh negara Eropa lainnya menjajah Indonesia selama lebih dari 350 tahun. Dengan semangat 3G yang digencarkan hanya untuk menampakkan bahwa Kristen adalah bangsa barbar yang bengis serakah yang siap merampok dan menjarah bahkan lebih buruk dari itu.
1. Gold
Emas yang identik dengan kekayaan bagi Kristen untuk menjajah bangsa Indonesia, mengambil secara paksa atau tepatnya merampas kepemilikan pribadi dari tiap-tiap rakyat Indonesia. Di sini tidak ada kata sebutan yang lebih buruk bagi mereka selain kata perampok.
selain itu mereka juga merampas kekayaan alam indonesia dari hasil alamnya maupun hasil tambang tanah Indonesia yang merupakan hak mutlak bangsa Indonesia, sehinngga tidak salah jika menyebut mereka bangsa Penjarah. Tidak hanya Sumber daya alam yang mereka rampok dan jarah, tetapi manusia Indonesia yang mereka peras keringatnya untuk kemudian diinjak-injak bagai binatang, sebuah bentuk lain dari perbudakan.
2. Glory
Kemenangan yang biasanya didapatkan dari menaklukkan lawan. Tetapi entah masih bisa disebut sebagi kemenangan dengan menaklukkan bangsa yang menyambut kedatangan mereka layaknya tamu. menaklukkan bangsa yang sama sekali tidak berdosa terhadap mereka. menaklukkan hanya untuk kesenangan membunuh, menindas, merampok dan menjarah juga memperbudak. bahkan seorang barbar pun masih menghormati nilai-nilai kepahlawanan. maka dari itulah mereka dapat digolongkan bangsa yang bukan hanya lebih rendah dari bar-bar, tetapi juga lebih rendah dari binatang.
3. Gospel
Agama, maka dari sinilah Kristen berkembang di Indonesia.
Proyek Kristenisasi
Berbagai cara ditempuh untuk melancarkan proyek kristenisasi. Ada yang memalsukan Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim yang “mendukung” kristenisasi
Kawin antar-agama hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian memurtadkannya. Abu Deedat merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109, “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman…” Juga Al-Baqarah: 120, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.”
Perkataan Al-Quran itu memang benar. Dalam Konferensi Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang Yahudi yang menjabat direktur organisasi misi Kristen, menyatakan, “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslimin sebagai seorang Kristen, namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq sebagaimana seorang Muslim. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsu.”'
Plesetan Al-Quran
Al-Quran, sebagai tuntunan hidup ummat Islam, kini dimanfaatkan sebagai sarana kristenisasi. Tentu saja bukan Al-Quran sungguhan, tapi palsu. Salah satunya adalah The True Furqan, yang sempat beredar di internet dan menggegerkan publik Jawa Timur, awal Mei lalu. Dalam Al-Quran buatan Evangelis (Ev) Anis Shorrosh itu, ada surat bernama Al-Iman, At-Tajassud, Al-Muslimun, dan Al-Washaya yang isinya memuji-muji Yesus. Selain ada Al-Quran palsu, juga bertebaran buku-buku plesetan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. “Cara ini yang sekarang paling banyak terjadi. Pemberian Supermie atau bantuan uang sudah tidak manjur lagi,” tutur Abu Deedat. Kenapa cara itu ditempuh? Dalam wawancara dengan majalah Jemaat Indonesia (edisi 4 Juni 2001), Pdt R Muhamad Nurdin �Muslim murtad� menyebut trik itu sebagai cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. “Saya membuat buku agar dibaca umat Kristen, kemudian disalurkan kepada umat beragama lain. Saya tulis untuk kalangan sendiri, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Demikian bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang Yahudi. Itu cara yang hati-hati dalam merebut hati kaum Muslimin. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk Suradi dan Poernama,” ujarnya. Dua nama terakhir adalah pendeta yang divonis mati oleh Forum Ulama Ummat (FUU) Bandung karena menghina agama Islam. Buku-buku Nurdin laku keras. Dalam tiga tahun, 5000 eksemplar ludes. Hasilnya, menurut penuturan Wakil Gembala Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun Jakarta ini, banyak orang Islam yang akhirnya menerima Yesus alias murtad. “Bahkan ada yang menjadi penginjil.” Contoh buku karangan Nurdin adalah Ash-Shadiqul Masdhuq (Kebenaran yang Benar), As-Sirrullahil Akbar (Rahasia Allah yang Paling Besar), dan Ayat-ayat Penting dalam Al-Quran.
Selain buku, juga bermunculan brosur atau pamflet sejenis lembar Jumat. Judul yang dipilih pun seolah-olah Islami. Misalnya “Allahu Akbar Maulid Nabi Isa as”, “Kesaksian Al-Quran tentang Keabsahan Taurat dan Injil”, dan “Siapakah yang Bernama Allah itu?” Bertebaran pula stiker kaligrafi Arab yang isinya pujian kepada Yesus.
Buku dan brosur itu diterbitkan oleh Yayasan Jalan Al-Rachmat, Yayasan Christian Center Nehemia Jakarta, Yayasan Pusat Penginjilan Alkitabiah (YPPA), Dakwah Ukhuwah, dan Iman Taat kepada Shiraathal Mustaqiim. Anak-anak sekolah juga menjadi sasaran empuk. Siti Muflikhah, santri Pesantren At-Taqwa Bekasi, pernah mendapat surat berisi komik anak-anak dari sebuah lembaga yang menamakan diri Klab17. Di bagian awal, komik itu berisi cerita keseharian anak-anak. Namun di bagian akhir ada pernyataan, “Saya percaya akan Engkau, Yesus sebagai juruselamat saya.”
Mengaku Mantan Haji
Bidang kesehatan juga dibidik. Ini antara lain dialami keluarga Hartono, warga Kupang, Surabaya. Istrinya, Jam’iyah, sakit dan dirawat di RS RKZ Surabaya. Biaya yang harus dikeluarkan selangit sehingga Hartono yang cuma bekerja sebagai mandor kontraktor kebingungan.
Datang misionaris menawarkan bantuan biaya pengobatan. Namun ada syaratnya: masuk Kristen. Hartono terpikat. Suami istri itupun akhirnya menjadi penganut Kristen.
Cara yang cukup sulit diidentifikasi adalah tipu daya dengan meniru adat atau kebiasaan komunitas Muslim. Di Cirebon, ada kelompok qasidah yang menyanyikan puji-pujian kepada Yesus. Hal serupa juga dilakukan jemaat Kanisah (Kristen) Ortodoks Syiria (KOS) yang menyelenggarakan tilawatul Injil, memakai peci, ibadahnya mengamalkan shalat 7 waktu, memakai sajadah, dan mendendangkan qasidah.
Duta-duta Injil (begitu kalangan Kristen menyebutnya �red) juga berani mengaku sebagai mantan ustadz, bertitel haji atau hajjah, atau anak kiai terkenal. Pengakuan-pengakuan seperti itu direkam dalam kaset dan diedarkan di tengah masyarakat. Misalnya di Cirebon, murtadin Ev Danu Kholil Dinata alias Theofilus Daniel alias Amin Al-Barokah, mengaku sebagai sarjana agama Islam, yang pindah menjadi pemeluk Kristen setelah mempelajari Nabi Isa versi Islam di STAI Cirebon. Ternyata ijazah sarjana yang dipakai untuk kesaksian itu palsu.
Ada lagi Ev Hj Christina Fatimah alias Tin Rustini alias Sutini alias Bu Nonot, pemberita Injil dengan memperalat Al-Quran di Gereja Bethel Pasir Koja, Bandung. Mengaku pernah berkali-kali menunaikan ibadah haji. Menurut penuturan Sumarsono, mantan suaminya, Sutini tidak pernah belajar di pesantren. Selama berkeluarga tidak pernah shalat. Memang dia pernah pergi ke Arab Saudi, bukan untuk ibadah haji tetapi menjadi TKW. Banyak lagi kaset-kaset yang berisi rekaman kesaksian palsu, misalnya kesaksian HA Poernama Winangun alias H Amos, Pdt R Muhamad Nurdin, Pdt M Mathius, Pdt Akmal Sani, Niang Dewi Ratu Epon Irma F Intan Duana, dan Ev Paulus Marsudi.
Sekolah dan Tawaran Kerja
Biaya sekolah yang kian mahal juga dimanfaatkan untuk menjerumuskan kaum Muslimin. Mereka mendirikan sekolah (yang seolah-olah) Islam, seperti Institut Teologi Kalimatullah Jakarta yang dikelola Yayasan Misi Global Kalimatullah. Juga ada Sekolah Tinggi Teologi (STT) Apostolos Jakarta, yang mempunyai kurikulum Islamologi bermuatan 40 sks.
Lapangan kerja juga menjadi lahan subur. Ini misalnya dilakukan pasangan misionaris Robert Antony Adam dan Traccy Carffer di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Warga Amerika Serikat yang terang-terangan mengaku utusan Yesus itu berhasil memurtadkan 123 orang Minang, dengan bekal jabatan konsultan kehutanan Global Partners Forestry Unit (GPFU). Robert-Traccy yang masuk Pesisir Selatan sejak Desember tahun silam, menawarkan rekayasa teknologi tepat guna pemberdayaan jati emas, pala super, dan kapas transgenik. Robert lantas menjual bibit jati mas, pala, dan kapas dengan harga 50% lebih murah daripada harga pasaran. Kalau mau dapat gratisan, bisa saja. “Asal masuk Kristen,” ujar Masrizal, aktivis dakwah di Pesisir Selatan.
Banyak warga yang tergiur dan akhirnya menjual keyakinan karena terobsesi keuntungan jutaan rupiah. Untung misionaris ini segera dideportasi karena pelanggaran visa, pertengahan bulan lalu. Kasus serupa terjadi di Bekasi. Bulan April lalu terbongkar praktik kristenisasi berbungkus lapangan kerja. Sekitar 50 orang Muslim asal Gorontalo dibawa ke Bekasi dengan janji akan dipekerjakan dan diberi beasiswa oleh Yayasan Dian Kaki Emas. “Tapi setelah sampai di sini, mereka dididik dan dipaksa pindah agama Kristen oleh Pendeta Edi Sapto,” ungkap Hamdi, Ketua Divisi Khusus Forum Bersama Ummat Islam, dalam acara konferensi pers di Masjid Al Azhar, Klender Jakarta Timur. Warga Muslim itu disekap, didoktrin ajaran Kristen, disuruh ikut kebaktian, dan dilarang shalat. Mereka juga diwajibkan memelihara babi-babi yang ada di kompleks yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektar itu. Akhirnya kompleks kristenisasi terselubung itu digerebeg warga dan aparat.
Dukungan Tokoh Muslim Liberal
Proyek kristenisasi ternyata mendapat `dukungan’ dari beberapa orang yang sering disebut cendekiawan Muslim. Tokoh-tokoh ini memperkenalkan paham liberalisme dan pluralisme yang kerap mengusung slogan `membangun dunia baru’, dengan penyatuan agama dan melepaskan fanatisme agama. Salah satunya adalah Prof DR Said Agil Siradj, MA. Gagasan pluralnya antara lain tampak dalam pengantar buku Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam. Buku ini dikarang oleh Bambang Noorsena, pendiri Kanisah Ortodoks Syiria (KOS) di Indonesia.
Di situ Said Agil menulis bahwa KOS tidak berbeda dengan Islam. Secara al-rububiyyah, KOS mengakui bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam yang harus disembah. Secara al’uluhiyyah, telah mengikrarkan Laa ilaha ilallah (Tiada Ilah selain Allah) sebagai ungkapan ketauhidannya. Jadi dari tauhid sifat dan asma Allah secara substansial tidak jauh berbeda dengan Islam. Perbedaannya, menurut Said Agil, hanya sedikit. Jika dalam Islam (Sunni) kalam Tuhan yang Qadim itu turun kepada manusia (melalui Muhammad) dalam bentuk Al-Quran, maka dalam KOS kalam Tuhan turun menjelma (tajassud) dengan Ruh al-Quddus dan perawan Maryam menjadi Manusia (Yesus). Perbedaan ini tentu saja sangat wajar dalam dunia teologi, termasuk dalam teologi Islam. “Pandangan seperti itu merupakan salah satu bentuk penghancuran aqidah,” timpal Abu Deedat.
Tokoh lainnya adalah DR Nurcholis Madjid. Dalam buku Pluralitas Agama, Kerukunan dalam Keragaman, Cak Nur menjelaskan bahwa pengikut Isa Almasih menyebut kitab Injil sebagai Perjanjian Baru berdampingan dengan kitab Taurat yang mereka sebut sebagai Perjanjian Lama. Kaum Yahudi tidak mengakui Isa Almasih dengan kitab Injil-nya, menolak ide Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru itu, namun Al-Quran mengakui keabsahan keduanya sekaligus.
Dengan nada agak tinggi, Abu Deedat menyebut pendapat Cak Nur itu sebagai upaya pendangkalan aqidah. “Para pengikut Nabi Isa as (kaum Hawariyun) tidak pernah menyebut Injil sebagai kitab Perjanjian Baru. Nabi Isa sendiri tidak pernah menerima atau mengetahui kitab Perjanjian Baru karena Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa bukanlah Perjanjian Baru yang isinya kebanyakan surat-surat Paulus yang sangat bertentangan dengan ajaran Nabi Isa itu sendiri,” katanya. Selain kedua tokoh di atas, Abu Deedat juga memasukkan Alwi Shihab sebagai tokoh pluralis. Sementara Adian Husaini dalam Islam Liberal menunjuk beberapa nama seperti dosen-dosen Universitas Paramadina (Komaruddin Hidayat, Budhy Munawar Rahman, Luthfi As-Syaukanie), dosen UIN Syarif Hidayatullah (Azyumardi Azra, Muhammad Ali, Nasaruddin Umar), dan beberapa nama lain yang menjadi kontributor Jaringan Islam Liberal.
Menurut Adian yang juga anggota Komisi Kerukunan antarumat Beragama MUI, melalui pluralisme, ummat Islam diprovokasi agar melapaskan aqidahnya. Tidak lagi meyakini agamanya saja yang benar, dan kemudian diajak untuk mengakui bahwa agama Kristen juga benar. “Teologi pluralis sebenarnya adalah pembuka pintu bagi misi Kristen dan sejalan dengan imbauan Paus Yohanes Paulus II agar misi Kristen terus dijalankan,” ujarnya.
Kaum Kristen juga tak segan-segan “menyerang” tokoh-tokoh Muslim yang dikenal sebagai pejuang tegaknya syariat Islam. Misalnya KH Kholil Ridwan (Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia) dan KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Pimpinan As-Syafiiyah, Jakarta). Sekitar 5 bulan lalu, keduanya mendapat kiriman brosur dari STT Apostolos. “Isinya tidak secara langsung mengajak kepada agama Kristen, namun mengajak saya agar masuk ke dalam Apostolos. Itu artinya Apostolos mengajak saya untuk masuk ke dalam agama Kristen,” kata Abdul Rasyid. Abdul Rasyid segera melaporkan kejadian itu kepada aparat, sebab cara itu sudah melanggar ketentuan hukum, yakni larangan mengajak ummat suatu agama untuk masuk ke agama lain. Kemudian ada pemberitahuan dari aparat bahwa pihak Apostolos melalui Pdt Yusuf Roni membantah telah mengirim surat dan brosur itu.
“Terlepas dari benar tidaknya bantahan itu, yang jelas apa yang saya alami merupakan indikasi bahwa sasaran kristenisasi tidak hanya kalangan akar rumput, tapi juga ulama dan tokoh masyarakat,” ujar Abdul Rasyid.
Yerikho 2000 dan Doa 2002
Misi Kristen di Indonesia didukung oleh kekuatan dana yang sangat besar, di antaranya melibatkan konglomerat keturunan Cina, James T Riady (bos Grup Lippo). Seperti terungkap di majalah Fortune (16 Juli 2001), James berencana membangun seribu sekolah di desa-desa miskin di Indonesia. James bekerjasama dengan Pat Robinson (misionaris dunia) juga akan mendirikan organisasi jaringan umat Kristiani. Hebatnya, ummat Islam secara tidak sadar turut mendukung cita-cita besar James T Riady. Antara lain dengan menjadi nasabah Bank Lippo, belanja di Mal Lippo, membeli rumah di Lippo Karawaci dan Cikarang, berobat ke RS Siloam, pelanggan Lippo Shop, Link Net, Lippo Star, Kabel Vision, dan Asuransi Lippo.
Indonesia memang akan dijadikan pusat perkembangan Kristen di Asia Pasifik. Demikian kata Pdt George Anatorae dari The Lord Familly Church Singapore dalam seminar kerjasama Global Mission Singapore dan Galilea Ministry Indonesia, di Hotel Shangrila Jakarta (9-12 Juni 1998). Sejauh mana keberhasilan program itu, perlu diteliti lebih lanjut. Yang pasti, data tahun 1999 menunjukkan jumlah umat Islam di Indonesia anjlok dari 90% menjadi 75% (Siar No 43, 18-24 November 1999). Keberhasilan itu berkat kerja keras 38 agen kristenisasi, 1573 misionaris pribumi, 62 misionaris asing, dan 421 misionaris lintas kultural (data dari Operation World 2001 yang dihimpun India Missions Association, Japan Evangelical Assocation, dan Korea Research Institute for Missions).
Salah satu lembaga yang gencar melaksanakan kristenisasi adalah Doulos World Mission (DWM). Saat ini DWM sedang melaksanakan Proyek Yerikho 2000, yaitu program pengkristenan wilayah Jawa Barat, dengan sentra kegiatan digerakkan di kawasan pinggiran Jakarta. Proyek ini bertujuan “mewujudkan Kerajaan Allah di bumi Parahyangan menyongsong abad XXI”. Menurut Hendrik Kraemer, peneliti dan penginjil dari Belanda, Jawa Barat adalah wilayah “paling gelap” di Indonesia dan sangat tertutup bagi Injil. Karena itu aktivis DWM bertekad, “Kita harus merebut tanah Pasundan bagi Kristus.”
Yerikho 2000 juga digerakkan di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pusat kegiatan DWM berada di kawasan Rawamangun (Jakarta Timur) dan Tangerang (Banten).
Program lainnya adalah Doa 2002, yang dilaksanakan sejak tanggal 19 Oktober 2001 sampai 6 Desember 2002. Secara khusus program ini menyebut beberapa komunitas Muslim sebagai objek kristenisasi. Di antaranya adalah suku Kaili Ledo (Sulawesi Tengah), Melayu Riau, Betawi, Aceh, Melayu Kalimantan, Tenggarong Kutai, Bima, Maluku, Banda, dan Papua. Rencana program Doa 2002 tertuang dalam buku 40 Hari Doa Bangsa-Bangsa yang telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa di dunia.
Muslim Betawi misalnya, harus didoakan oleh segenap orang Kristen pada tanggal 9 November 2001 lalu. Itu perlu dilakukan agar hati Bapa mengasihi dan merindukan orang Betawi. Selain itu, agar Bapa mengutus duta-duta kerajaan-Nya untuk mengembangkan pelayanan kesenian Betawi, literatur, dan radio dalam bahasa Betawi. Juga, agar Tuhan mencurahkan kuasa-Nya dan mengubah kehidupan orang-orang yang berpengaruh dalam suku Betawi, baik para penyanyi, penari, tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan wanita.
Secara khusus, orang Kristen mendoakan Presiden Megawati dan beberapa pemimpin dunia. Harapannya, agar Megawati (dan para pemimpin) mendapat pewahyuan tentang Ketuhanan Yesus dan keluarganya datang mengenal Kristus.
Duta-duta Injil juga sedang menggencarkan ritual Doa 5 Patok. Yakni meningkatkan doa 5 kali sehari dengan pelaksanaan minimal 30 menit lebih awal sebelum waktu shalat (bagi orang Islam). Tujuannya adalah untuk mengadakan penghadangan ruhani sekaligus pembersihan atmosfir ruhani agar kaum Muslimin dapat menerima Yesus.
Ritualnya dilaksanakan sebelum waktu shalat ummat Islam, yakni subuh (mulai 03.15-selesai), pagi (10.30-selesai), siang (14.00-selesai), sore (17.00-selesai), dan malam (18.00-selesai). Pada Kamis malam, dilakukan doa semalaman dan peperangan ruhani sambil berkeliling kota/lokasi tertentu. Awas, hati-hati!
Modus Keristenisasi
Sepertinya kini para misionaris semakin kreatif saja dalam melancarkan misimisi kristenisasi di negeri ini. Beberapa waktu lalu majalah ini menulis geliat mereka di tengah berkecamuknya bencana Merapi. Berkedok bantuan kemanusiaan, mereka membaptis kaum muslimin dengan imbalan sepotong roti. Fakta itu sungguh membuat hati kita merasa miris. Dengan liciknya, mereka menghasut saudara-saudara kita yang tengah kesusahan agar masuk ke perangkap mereka. Peristiwa itu bisa kita jadikan sebagai pembelajaran agar ke depan tidak terulang kembali.Upaya kristenisasi di anyuwangi yang baru-baru ini terjadi boleh dibilang sebagai modus baru. Para penginjil mengirim seorang utusan untuk menyusup ke tengah masyarakat muslim. Tak tanggung-tanggung, utusan itu mereka masukkan ke sebuah pondok pesantren. Di pesantren ini, si utusan berusaha merusak citra Islam dari dalam dan mengiming-iming warga sekitar untuk menganut Kristen.
Menyamar
Pesantren yang menjadi target kristenisasi ini adalah Sunniyah Salafiyah Miftahul Ulum, Laban Asem Kabat, Banyuwangi. Pada 23 Januari 2011 lalu, mereka menerima tamu seorang lelaki yang mengaku bernama Muhammad Yusuf yang diantar oleh seorang temannya. Dengan memakai logat Batak ia bertutur bahwa ia berasal dari Jakarta dan ingin mempelajari agama Islam. Ia juga mengaku menjadi muallaf karena ingin mendapatkan kebenaran yang selama ini ia dambakan. Dari Jakarta ia lari ke Lombok karena takut terhadap keluarganya yang tak merestuinya masuk Islam. Selama di Lombok ia dikhitan lalu pergi ke Bali untuk nyantri kepada seorang Ustad. Di tempat ini ternyata ia tak pernah diajari apa-apa, malah ia mengeluhkan laptopnya yang selalu dipinjam sang ustad untuk menyaksikan film-film dewasa. Ia juga mengaku mahasiswa Univesitas Negeri Jakarta. Dari KTP yang diserahkan kepada pengurus pesantren, diketahui bahwa nama aslinya adalah Hezkiel Fernandes, berasal dari Riau dan telah menganut agama Islam. Setelah resmi menjadi santri, Hezkiel atau Yusuf memulai aksinya. Ia kerap masuk ke kampung-kampung yang ada di sekitar pesantren.
Kepada warga ia bercerita bahwa sesungguhnya ia adalah anak orang berduit. Ayahnya kaya raya dan menjadi donatur terbesar dalam misi kristenisasi. Konon, ayahnya telah membangun 500 rumah yang diperuntukkan orang-orang yang masuk Kristen. Ibundanya adalah karyawan Badan Pertanahan Negara (BPN). Oleh kedua orang tuanya, ia disekolahkan di Taman Kanak- Kanak elit khusus Kristen yang uang masuk-nya saja senilai 40 juta rupiah. Ia pernah mengikuti Olimpiade Matematika di Athena dan menjadi juara pertama. Peserta lainnya mengerjakan soal dalam waktu 5 menit, sementara ia menyelesaikan dalam durasi 2 menit saja. Begitulah ceritanya kepada warga kampung. Hezkiel sungguh pandai berbicara. Kendati omongannya tergolong sangat muluk,namun ia berhasil membuat warga terkagum-kagum kepadanya. Yang unik, setiap kali bercerita ia selalu menyelipkan kalimat yang bernada hasutan, “jika kamu masuk Kristen maka hidupmu akan berubah!” Ia selalu mengulang-ulang kalimat itu. Sejauh itu pengurus pesantren belum mengendus gelagat Hezkiel. Bahkan karena kalihaiannya berbahasa Inggris, ia kemudian didaulat oleh pengurus untuk mengajar Bahasa Inggris kepada para santri. Ia juga diminta memberikan les matematika kepada santri yang mau mengikuti Ebtanas. Berkat kepiawaian bergaul itu, maka Hezkiel diterima oleh masyarakat setempat.
Tiap malam ia diajak makan di rumah warga secara bergantian. Ia begitu membumi dengan warga, dan jelas terlihat bahwa ia memang terlatih untuk misi itu. Ia menyantap segala suguhan yang dihidangkan warga kepadanya dan selalu memujinya. Ketika para santri berenang di sungai, si Hezkiel pun tak canggung berbaur dengan mereka. Pendek kata, ia berhasil mencuri hati mereka. Sementara itu tampaknya hanya segelintir orang yang menaruh curiga terhadapnya. Di antaranya adalah Fathur Rozi dan Sayid Faqih Bilfaqih. Kedua santri itu kebetulan sekamar dengan Hezkiel di pesantren. Mereka curiga karena setiap kali telpon, Hezkiel senantiasa menyendiri di sungai. Setiap kali mendapat SMS, ia langsung menghapus setelah membacanya. Kecurigaan juga tumbuh karena di laptop Hezkiel tak ada foto keluarganya sama sekali. Belakangan ternyata diketahui bahwa handphone dan laptop Hezkiel penuh dengan video-video porno. Ia sering meminjamkan laptopnya itu kepada anak-anak sembari berkata kepada mereka bahwa video-video tersebut adalah milik ustadnya di Bali. Dari sini tercium gelagat bahwa Hezkiel berupaya merusak citra Islam dan menarik simpati anak-anak kepadanya. Pernah juga Fathur Rozi dan Faqih mendapati Hezkiel membawa injil. Ketika ditanyai perihal injil itu, Hezkiel berkilah bahwa ia memang sengaja membawanya sebagai perbandingan. Suatu kali, pada telepon genggam Hezkiel terlihat pesan pendek yang sempat dibaca oleh Fathurrozi.
Dalam pesan pendek itu termuat singkatan GBU. Karena penasaran Fathurrozi bertanya kepada Hezkiel mengenai kepanjangan GBU. Hezkiel tak mau berterus terang, ia hanya menjelaskan bahwa singkatan itu hanyalah doa bahwa ia akan mendapatkan keberkahan tuhan. Dalam tradisi Kristen, GBU adalah kepanjangan “Gos Bless You” yang berarti “semoga tuhan memberkatimu.” Kecurigaan semakin besar tatkala Hezkiel diajak mengikuti haul Syekh Abu Bakar bin Salim di kelurahan Mandar yang dihadiri Habib Munzir al-Musawa. Ia kelihatan sangat resah di tengah acara itu. Kitab Maulid Dhiyaulami’ yang diberikan padanya hanya ia buka sebentar. Ia selalu menoleh ke kanan-kiri seolah ingin segera beranjak dari majelis itu. Akhirnya, para pengurus sepakat hendak membongkar kedok Hezkiel. Ia dipancing untuk mengikuti jamuan makan malam di rumah salah seorang warga. Pada saat Hezkiel berada di rumah warga, pengurus pesantren menggeledah kamarnya. Mereka mendapati telepon genggam dan laptop Hezkiel yang penuh dengan video porno. Di tas laptonya, terdapat buku injil yang selama ini setia menemani Hezkiel. Sementara itu, di telepon genggam miliknya terdapat pesan pendek dari Nyoman dengan nomor 08123806336 yang belum sempat dihapus. Pesan ini berbunyi: “Shalom dik, sy harp tetap tenang, TUHAN YESUS Juruselamat kita, pembeladn pelindung kita, tetaplh berdoa, TUHAN pasti menyelmtkn dari prsoalnmu, sbab kalo hezkiel mengalami ini karma DIA, DIA menolongmu, nmun penyamarnmu tetap hrs bijak, sy setuju,jk hezki mrsa tdk aman di sini, lari saja k dpsr GBU..” (Pesan pendek kami muat sesuai tulisan aslinya, red), Selasa Pagi, 01 Februari 2011, para pengurus pesantren melaporkan Hezkiel kepada kepolisian setempat. Ia pun langsung digelandang ke kantor polsek.
Pada sore hari ia masih terlihat di kantor Polsek, akan tetapi pada malam harinya ia sudah menghilang entah kemana. Patut diwapadai, ia adalah mata-mata yang ditugasi memantau dan mempelajari kehidupan pesantren di tanah air. Ia menyendiri di sungai dekat pesantren itu guna memberikan laporan kepada lembaganya via telepon genggam. Penyebaran video-video mesum yang ia akui sebagai kepunyaan ustadnya di Bali kepada anak-anak kampung bertujuan menanamkan stigma negatif terhadap para guru ngaji. Ucapannya bahwa dengan menjadi Kristen seorang akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, jelas merupakan hasutan yang diharapkan bisa menarik satu-dua orang warga. Aksi-aksi seperti yang dilakukan Hezkiel ini lumrah saja dalam misi kristenisasi. Paulus pernah menyatakan dalam Bible, “Berdusta bukanlah suatu dosa apabila dilakukan untuk memuliakan tuhan, tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang-orang yang berdosa.” (Roma 3 : 7). Sementara itu Matius (10 : 16) menambahkan,”Lihat Aku mengutus kamu seperti domba ketengah-tengah srigala. Karena itu hendaklah kalian cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.’’
Penyusupan seperti di Banyuwangi pernah pula terjadi di Bandung. Waktu itu ada seorang pendeta yang telah lama mendalami Islam masuk ke masjid-masjid dan mempengaruhi para pemuda masjid untuk saling silang pendapat mengenai masalah ubudiah. Usahanya itu mengakibatkan terpecahnya persatuan di tengah jamaah di masjid. Mereka termakan oleh adu domba si pendeta yang memang berilmu lumayan mumpuni. Namun pada akhirnya siasat penyusup itu terendus juga oleh jamaah dan ia pun angkat kaki dari daerah itu.
Lebih ironis lagi upaya kristinesasi pada tanggal 23 Juni 2010 dengan kedok bimbingan belajar matematika dan bahasa Inggris di Perumahan Kemang Regency, tepatnya di jalan Komala 2 Blok L No. 14 F Jakarta. Pemilik Pusat Bimbingan Belajar ini adalah Hendri Leonardi Sutanto sebagai Ketua Yayasan Mahanaim. Di tempat itu berlangsung pembaptisan massal dengan mendatangkan 14 buah minibus dari daerah Senen, Tanah Tinggi, Koja. Sebanyak 420 orang, mulai dari anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak sampai nenek-nenek berkumpul di tempat itu. Banyak diantara wanita-wanita yang datang memakai jilbab. Ketika ditanyai oleh seorang ustad yang mendatangi tempat itu tentang tujuan kedatangan mereka, mereka menjawab bahwa mereka diajak rekreasi, berenang dan diiming-imingi sesuatu secara gratis.
Ada juga yang menjawab tidak tahu. Sementara itu, koordinator pembaptisan bernama Andreas Dusli Sanau mengatakan bahwa acara ini adalah bimbingan belajar matematika dan bahasa Inggris. Sungguh janggal dan lucu. Untuk apa ibu-ibu, anak-anak kecil, bahkan nenek-nenek belajar matematika dan bahasa Inggris?
Beruntung bahwa aksi Hezkiel di Banyuwangi segera terbongkar, dan beruntung pula warga pesantren tidak tersulut amarah hingga menghakiminya. Namun kejadian di atas membuka mata kita bahwa usaha kristenisasi di negeri ini tak pernah berhenti. Para penginjil selalu mengamati kondisi kita, dan tatkala mereka melihat kita lengah dan lalai, mereka langsung melancarkan aksi. Toleransi, kerukunan antar umat beragama dan pluralisme sesungguhnya hanyalah ucapan-ucapan manis yang mereka tawarkan lewat media. Di balik semua itu, mereka selalu berusaha merongrong Islam dari segala penjuru. Baiknya kita selalu mengingat wanti-wanti Allah SWT di dalam salah satu firman-Nya yang berbunyi, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sampai kamu mengikuti agama mereka.” …! CN
Kejahatan Kristenisasi
Ketika Orde Baru berjaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya Kristenisasi besar-besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku “Fakta dan Data tentang Kristenisasi di Indonesia” oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak Misionaris Zending telah bekerja keras siang-malam untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.
Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan Kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan Kristenisasi bergerilya dengan kedok dakwah ukhuwwah dan shirathal mustaqim secara gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos.
Mereka telah mengeluarkan beberapa buku di antaranya:
Upacara Ibadah Haji
Ayat-ayat yang menyelamatkan
Isa Alaihis salam dalam pandangan Islam
Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
Membina kerukunan umat beragama
Rahasia jalan ke surga
Siapakah yang bernama Allah itu?
Isi buku-buku dan brosur tersebut di atas di antaranya:
Upacara Ibadah Haji adalah penyembahan berhala tertutup
Islam agama khusus untuk orang Arab, Al-Qur`an kitab suci orang Arab dan Nabi Muhammad saw adalah nabi untuk orang Arab yang mengajarkan penyembahan berhala dan tidak akan selamat di akhirat
Tuhan orang Islam adalah batu hitam (hajar aswad)
Waktu shalat sangat kacau dan Al-Qur`an tidak relevan
Nabi Muhammad saw memperkosa gadis dibawah umur
Al-Qur`an untuk Iblis, Injil petunjuk bagi umat Islam yang taqwa
Bapaknya Yesus adalah Allah subhanahu wa ta`ala
Semua umat masuk Neraka kecuali umat Kristen
Nabi Muhammad saw wafat mewariskan kitab Injil
Khadijah, istri Nabi Muhammad saw beragama Kristen
Sanggahan terhadap tuduhan-tuduhan keji tersebut :
1. Ibadah Haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak bolehnya orang non muslim ke Mekkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H. Amos orang Kristen. Namun itu perintah langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.(Q.S. At-Taubah 9:28). Tuduhan itu juga bertentangan dengan kenyataan, karena upacara ibadah haji ditayangkan pula ke berbagai negara di dunia lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji dan tidak tertutup.
2. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dituduh hanya rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat di akhirat. Tuduhan itu sangat jahat, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menegaskan dalam Al-Qur`an yang artinya: Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya 21:107). Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S.Saba`34:28). Al-Qur`an adalah suatu peringatan untuk semesta alam. (Q.S. At-Takwir 81:27 dan Al-Qalam 68:52). Dan Kami turunkan Al-Qur`an kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir. (Q.S. An-Nahl 16:44). Muhammad bukanlah bapak salah seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzab 33:40).
3· Tuduhan tentang Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak selamat di akhirat, maka harus dibacakan shalawat, itu tuduhan keji pula. Bisa diperbandingkan dengan keadaan bahwa bayi yang meninggal dunia pasti selamat akan masuk surga. Namun bayi yang meninggal itu tetap dishalati dan didoakan. Orang yang menshalati, mendoakan dan menguburkan mayit bayi ini akan mendapat pahala.
Terhadap bayi yang belum berjasa saja harus didoakan, apalagi terhadap seorang Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yang telah sangat berjasa bagi umat manusia. Ini sudah pas dari segi ajaran agama maupun akal yang mau menerimanya.
4. Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama Hajar Aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H. Amos memutarbalikkan fakta, Hajar Aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan mengutip hadits Bukhari tanpa disertai teksnya. Ternyata H. Amos sebagai orang Kristen bohong, karena Hajar Aswad bukan termasuk berhala. Teksnya Hadits Bukhari nomor 832, terjemahnya:
Dari Ibnu `Abbas ra katanya: Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mula-mula tiba di Makkah, beliau enggan hendak masuk Ka`bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Isma`il yang sedang memegang Azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Terkutuklah orang yang membuat patung itu!, Demi Allah sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan Azlam, sekali-kali tidak. Kemudian beliau masuk ke dalam Ka`bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam shalat di dalamnya. (Shahih Bukhari No. 832).
5. Tuduhan tentang waktu shalat sangat kacau, itu tuduhan yang sangat mengada-ada. Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan hadits Bukhari tanpa mau memahami Q.S. Al-Isra 17:78 dan Q.S. Hud 11:114, dibentrokkan dengan hadits Bukhari nomor 211, lalu dikomentari bahwa yang dipakai hadits, bukan Al-Qur`an. Maka dituduh kacau. Padahal kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa shalat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan `Isya.
6. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dituduh memperkosa gadis dibawah umur, itu tuduhan yang sangat menghina. Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan umur. Padahal umur 9 tahun seperti `Aisyah yang mulai diajak berumah tangga oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis Arab-pun dalam usia 9 tahu sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu hanyalah kebencian yang membabi buta. (lihat: Apakah Siti 'Aisyah Menikah Dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Pada Usia 9 Tahun?)
Tuduhan-tuduhan lain yang mereka lontarkan terhadap Islam sifatnya sama; hanyalah kebencian dan kebohongan belaka. Orang-orang yang mau berpikir pasti paham bahwa tuduhan-tuduhan mereka itu menunjukkan betapa rendahnya moral mereka.
Orang-orang Kristen telah lama melancarkan program Kristenisasi dengan berbagai cara. Apa upaya kita dalam menghadapi kejahatan Kristenisasi?
[Dikutip dari brosur “Kristenisasi dan Kejahatan-Kejahatannya” terbitan Lembaga Penelitian Dan Pengkajian Islam (LPPI) Jakarta]
Allah SWT berfirman pada surah Al baqarah ayat 120: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sesungguhnya jika kamu mau mengikuti kemauan mereka setelah pegetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. Maha benar firman Allah SWT.
Kristenisasi sudah tidak asing lagi bagi kita, khususnya umat islam. Kristenisasi adalah suatu perbuatan yang mempengaruhi seseorang untuk masuk ke agama Kristen dengan berbagai macam cara atau langkah , bahasa singkatnya meng-Kristenkan orang lain. Kristenisasi di Indonesia dan di dunia Intenasional sebagian besar yang menjadi korban adalah umat islam, dan itu memang targetnya, karena mereka kaum Nasrani tidak akan senang dan rela bila kita umat Islam hidup dengan tentram, selamat dunia dan akhirat, dan itu sudah termaktub seperti ayat yang diatas..
Kristenisasi merupakan perbuatan yang dilaknat Allah SWT dan para hambaNya yang beriman, karena apabila kita terjerumus dengan ranjau-ranjau kristenisai berarti kita telah murtad atau khuruj minal millah (keluar dari agama islam). Dan apabila kita kafir maka semua amal ibadah kita terhapus tanpa kecuali
Kristenisasi di Indonesia saat ini sudah terang-terangan, seperti kristenisasi di Aceh waktu terjadinya tsunami. Kristenisasi yang terjadi di Aceh merupakan kristenisasi yang terselubung adanya bantuan bencana Alam pasca tsunami dan gempa, mereka mengatasnamakan pertolongan kemanusiaan untuk melakukan kristenisasi, itu merupakan peluang yang sangat besar dan target yang empuk untuk mengkristenkan korban bencana alam tersebut. Harian Inggris The Observer menulis, para misionaris asing ini kini banyak berdatangan ke Aceh dengan sambil memberikan bantuan.
Para misionaris yang terkenal agresif menyebarkan agama Kristen, menurut The Observer, bahkan tidak sudah terang-terangan menjalankan misinya. “Kami juga ingin mengenalkan nilai-nilai Kristen pada mereka… sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang lain bahwa kita dekat dengan cinta Kristus,” ujar William Suhanda yang memimpin kelompok misionaris Light of Love for Aceh. Selain memberikan bantuan makanan di Banda aceh, kelompok ini berharap bisa membawa sekitar 50 anak-anak Aceh ke panti asuhan Kristen di Jakarta.
Informasi seputar misi Kristenisasi oleh kelompok misionaris asing, sudah menjadi berita hangat di kalangan media barat. Selain The Observer, Harian Baltiomore Sun, juga menurunkan laporan tentang adanya kelompok misionaris dari aliran Kristen Evangelis yang menyusup ke tim-tim pengirim bantuan ke Aceh. Setelah sebelumnya, The Washington Post juga membuat laporan serupa tentang rencana kelompok misionaris yang ingin mengkristenkan sekitar 300 anak-anak Aceh.
Misionaris yang berbasis di Virginia, WorldHelp, mendapatkan sokongan dana dari kelompok Kristen Evangelis di seluruh dunia. Tragedi bencana tsunami di Aceh merupakan kesempatan yang jarang mereka dapatkan, untuk melakukan misi kristenisasi di wilayah-wilayah yang mereka anggap sulit dijangkau, demikian tulis harian tersebut.
“Dalam kondisi normal, Banda Aceh tertutup bagi warga asing dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Kristen,” ujar ketua misionaris dalam situsnya.
“Karena ada bencana alam, rekan-rekan kami disana mendapatkan hak yang sama dan leluasa masuk untuk menyebarkan ajaran injil,” tulis situs tersebut.
The Washington Post menuliskan, situs itu tiba-tiba berubah dan seruan untuk menggalang dana dihilangkan setelah ada seorang reporter yang ingin mendalami informasi tersebut.
Dari situs swaramuslim.net, mengatakan : salah satu dari beberapa langkah atau cara untuk melancarkan proyek kristenisasi yaitu: Ada yang memalsukan Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim yang “mendukung” kristenisasi. Kawin antar-agama hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian memurtadkannya. Abu Deedat merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109, “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman…” Juga Al-Baqarah: 120, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” ……..
Kristenisasi Global Datang Mengancam
Majalah Time edisi 30 Juni 2003 lalu, menurunkan tema unik yang mengundang perhatian tersendiri. Dalam edisi yang bergambar Salib emas yang sedang digenggam tersebut, Time menurunkan judul Should Christians Convert Muslim? Haruskah Kristen menarik Muslim? Kira-kira begitu terjemahan bebasnya. Dalam edisi tersebut dituliskan berbagai kiprah dan kemajuan gerakan Kristenisasi di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, dalam peta yang dilampirkan, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, India dan Nigeria termasuk negara-negara dengan jumlah misionaris dan penginjil tertinggi. Dicantumkan dalam peta tersebut, jumlah penginjil dan misionaris yang tersebar di Indonesia diperkirakan 4.001 sampai 10.000 orang aktivis.
Angka di atas adalah data resmi yang bisa terdeteksi. Namun bisa jadi, jumlah yang sebenarnya jauh dari angka yang disebutkan oleh Time. Dengan jumlah dan gerakan yang masif seperti itu, dapat dibayangkan berapa besar angka rekruitmen yang mereka lakukan.
Sepertinya kini para misionaris semakin kreatif saja dalam melancarkan misimisi kristenisasi di negeri ini. Beberapa waktu lalu majalah ini menulis geliat mereka di tengah berkecamuknya bencana Merapi. Berkedok bantuan kemanusiaan, mereka membaptis kaum muslimin dengan imbalan sepotong roti. Fakta itu sungguh membuat hati kita merasa miris. Dengan liciknya, mereka menghasut saudara-saudara kita yang tengah kesusahan agar masuk ke perangkap mereka. Peristiwa itu bisa kita jadikan sebagai pembelajaran agar ke depan tidak terulang kembali.Upaya kristenisasi di anyuwangi yang baru-baru ini terjadi boleh dibilang sebagai modus baru. Para penginjil mengirim seorang utusan untuk menyusup ke tengah masyarakat muslim. Tak tanggung-tanggung, utusan itu mereka masukkan ke sebuah pondok pesantren. Di pesantren ini, si utusan berusaha merusak citra Islam dari dalam dan mengiming-iming warga sekitar untuk menganut Kristen.
Menyamar
Pesantren yang menjadi target kristenisasi ini adalah Sunniyah Salafiyah Miftahul Ulum, Laban Asem Kabat, Banyuwangi. Pada 23 Januari 2011 lalu, mereka menerima tamu seorang lelaki yang mengaku bernama Muhammad Yusuf yang diantar oleh seorang temannya. Dengan memakai logat Batak ia bertutur bahwa ia berasal dari Jakarta dan ingin mempelajari agama Islam. Ia juga mengaku menjadi muallaf karena ingin mendapatkan kebenaran yang selama ini ia dambakan. Dari Jakarta ia lari ke Lombok karena takut terhadap keluarganya yang tak merestuinya masuk Islam. Selama di Lombok ia dikhitan lalu pergi ke Bali untuk nyantri kepada seorang Ustad. Di tempat ini ternyata ia tak pernah diajari apa-apa, malah ia mengeluhkan laptopnya yang selalu dipinjam sang ustad untuk menyaksikan film-film dewasa. Ia juga mengaku mahasiswa Univesitas Negeri Jakarta. Dari KTP yang diserahkan kepada pengurus pesantren, diketahui bahwa nama aslinya adalah Hezkiel Fernandes, berasal dari Riau dan telah menganut agama Islam. Setelah resmi menjadi santri, Hezkiel atau Yusuf memulai aksinya. Ia kerap masuk ke kampung-kampung yang ada di sekitar pesantren.
Kepada warga ia bercerita bahwa sesungguhnya ia adalah anak orang berduit. Ayahnya kaya raya dan menjadi donatur terbesar dalam misi kristenisasi. Konon, ayahnya telah membangun 500 rumah yang diperuntukkan orang-orang yang masuk Kristen. Ibundanya adalah karyawan Badan Pertanahan Negara (BPN). Oleh kedua orang tuanya, ia disekolahkan di Taman Kanak- Kanak elit khusus Kristen yang uang masuk-nya saja senilai 40 juta rupiah. Ia pernah mengikuti Olimpiade Matematika di Athena dan menjadi juara pertama. Peserta lainnya mengerjakan soal dalam waktu 5 menit, sementara ia menyelesaikan dalam durasi 2 menit saja. Begitulah ceritanya kepada warga kampung. Hezkiel sungguh pandai berbicara. Kendati omongannya tergolong sangat muluk,namun ia berhasil membuat warga terkagum-kagum kepadanya. Yang unik, setiap kali bercerita ia selalu menyelipkan kalimat yang bernada hasutan, “jika kamu masuk Kristen maka hidupmu akan berubah!” Ia selalu mengulang-ulang kalimat itu. Sejauh itu pengurus pesantren belum mengendus gelagat Hezkiel. Bahkan karena kalihaiannya berbahasa Inggris, ia kemudian didaulat oleh pengurus untuk mengajar Bahasa Inggris kepada para santri. Ia juga diminta memberikan les matematika kepada santri yang mau mengikuti Ebtanas. Berkat kepiawaian bergaul itu, maka Hezkiel diterima oleh masyarakat setempat.
Tiap malam ia diajak makan di rumah warga secara bergantian. Ia begitu membumi dengan warga, dan jelas terlihat bahwa ia memang terlatih untuk misi itu. Ia menyantap segala suguhan yang dihidangkan warga kepadanya dan selalu memujinya. Ketika para santri berenang di sungai, si Hezkiel pun tak canggung berbaur dengan mereka. Pendek kata, ia berhasil mencuri hati mereka. Sementara itu tampaknya hanya segelintir orang yang menaruh curiga terhadapnya. Di antaranya adalah Fathur Rozi dan Sayid Faqih Bilfaqih. Kedua santri itu kebetulan sekamar dengan Hezkiel di pesantren. Mereka curiga karena setiap kali telpon, Hezkiel senantiasa menyendiri di sungai. Setiap kali mendapat SMS, ia langsung menghapus setelah membacanya. Kecurigaan juga tumbuh karena di laptop Hezkiel tak ada foto keluarganya sama sekali. Belakangan ternyata diketahui bahwa handphone dan laptop Hezkiel penuh dengan video-video porno. Ia sering meminjamkan laptopnya itu kepada anak-anak sembari berkata kepada mereka bahwa video-video tersebut adalah milik ustadnya di Bali. Dari sini tercium gelagat bahwa Hezkiel berupaya merusak citra Islam dan menarik simpati anak-anak kepadanya. Pernah juga Fathur Rozi dan Faqih mendapati Hezkiel membawa injil. Ketika ditanyai perihal injil itu, Hezkiel berkilah bahwa ia memang sengaja membawanya sebagai perbandingan. Suatu kali, pada telepon genggam Hezkiel terlihat pesan pendek yang sempat dibaca oleh Fathurrozi.
Dalam pesan pendek itu termuat singkatan GBU. Karena penasaran Fathurrozi bertanya kepada Hezkiel mengenai kepanjangan GBU. Hezkiel tak mau berterus terang, ia hanya menjelaskan bahwa singkatan itu hanyalah doa bahwa ia akan mendapatkan keberkahan tuhan. Dalam tradisi Kristen, GBU adalah kepanjangan “Gos Bless You” yang berarti “semoga tuhan memberkatimu.” Kecurigaan semakin besar tatkala Hezkiel diajak mengikuti haul Syekh Abu Bakar bin Salim di kelurahan Mandar yang dihadiri Habib Munzir al-Musawa. Ia kelihatan sangat resah di tengah acara itu. Kitab Maulid Dhiyaulami’ yang diberikan padanya hanya ia buka sebentar. Ia selalu menoleh ke kanan-kiri seolah ingin segera beranjak dari majelis itu. Akhirnya, para pengurus sepakat hendak membongkar kedok Hezkiel. Ia dipancing untuk mengikuti jamuan makan malam di rumah salah seorang warga. Pada saat Hezkiel berada di rumah warga, pengurus pesantren menggeledah kamarnya. Mereka mendapati telepon genggam dan laptop Hezkiel yang penuh dengan video porno. Di tas laptonya, terdapat buku injil yang selama ini setia menemani Hezkiel. Sementara itu, di telepon genggam miliknya terdapat pesan pendek dari Nyoman dengan nomor 08123806336 yang belum sempat dihapus. Pesan ini berbunyi: “Shalom dik, sy harp tetap tenang, TUHAN YESUS Juruselamat kita, pembeladn pelindung kita, tetaplh berdoa, TUHAN pasti menyelmtkn dari prsoalnmu, sbab kalo hezkiel mengalami ini karma DIA, DIA menolongmu, nmun penyamarnmu tetap hrs bijak, sy setuju,jk hezki mrsa tdk aman di sini, lari saja k dpsr GBU..” (Pesan pendek kami muat sesuai tulisan aslinya, red), Selasa Pagi, 01 Februari 2011, para pengurus pesantren melaporkan Hezkiel kepada kepolisian setempat. Ia pun langsung digelandang ke kantor polsek.
Pada sore hari ia masih terlihat di kantor Polsek, akan tetapi pada malam harinya ia sudah menghilang entah kemana. Patut diwapadai, ia adalah mata-mata yang ditugasi memantau dan mempelajari kehidupan pesantren di tanah air. Ia menyendiri di sungai dekat pesantren itu guna memberikan laporan kepada lembaganya via telepon genggam. Penyebaran video-video mesum yang ia akui sebagai kepunyaan ustadnya di Bali kepada anak-anak kampung bertujuan menanamkan stigma negatif terhadap para guru ngaji. Ucapannya bahwa dengan menjadi Kristen seorang akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, jelas merupakan hasutan yang diharapkan bisa menarik satu-dua orang warga. Aksi-aksi seperti yang dilakukan Hezkiel ini lumrah saja dalam misi kristenisasi. Paulus pernah menyatakan dalam Bible, “Berdusta bukanlah suatu dosa apabila dilakukan untuk memuliakan tuhan, tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang-orang yang berdosa.” (Roma 3 : 7). Sementara itu Matius (10 : 16) menambahkan,”Lihat Aku mengutus kamu seperti domba ketengah-tengah srigala. Karena itu hendaklah kalian cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.’’
Penyusupan seperti di Banyuwangi pernah pula terjadi di Bandung. Waktu itu ada seorang pendeta yang telah lama mendalami Islam masuk ke masjid-masjid dan mempengaruhi para pemuda masjid untuk saling silang pendapat mengenai masalah ubudiah. Usahanya itu mengakibatkan terpecahnya persatuan di tengah jamaah di masjid. Mereka termakan oleh adu domba si pendeta yang memang berilmu lumayan mumpuni. Namun pada akhirnya siasat penyusup itu terendus juga oleh jamaah dan ia pun angkat kaki dari daerah itu.
Lebih ironis lagi upaya kristinesasi pada tanggal 23 Juni 2010 dengan kedok bimbingan belajar matematika dan bahasa Inggris di Perumahan Kemang Regency, tepatnya di jalan Komala 2 Blok L No. 14 F Jakarta. Pemilik Pusat Bimbingan Belajar ini adalah Hendri Leonardi Sutanto sebagai Ketua Yayasan Mahanaim. Di tempat itu berlangsung pembaptisan massal dengan mendatangkan 14 buah minibus dari daerah Senen, Tanah Tinggi, Koja. Sebanyak 420 orang, mulai dari anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak sampai nenek-nenek berkumpul di tempat itu. Banyak diantara wanita-wanita yang datang memakai jilbab. Ketika ditanyai oleh seorang ustad yang mendatangi tempat itu tentang tujuan kedatangan mereka, mereka menjawab bahwa mereka diajak rekreasi, berenang dan diiming-imingi sesuatu secara gratis.
Ada juga yang menjawab tidak tahu. Sementara itu, koordinator pembaptisan bernama Andreas Dusli Sanau mengatakan bahwa acara ini adalah bimbingan belajar matematika dan bahasa Inggris. Sungguh janggal dan lucu. Untuk apa ibu-ibu, anak-anak kecil, bahkan nenek-nenek belajar matematika dan bahasa Inggris?
Beruntung bahwa aksi Hezkiel di Banyuwangi segera terbongkar, dan beruntung pula warga pesantren tidak tersulut amarah hingga menghakiminya. Namun kejadian di atas membuka mata kita bahwa usaha kristenisasi di negeri ini tak pernah berhenti. Para penginjil selalu mengamati kondisi kita, dan tatkala mereka melihat kita lengah dan lalai, mereka langsung melancarkan aksi. Toleransi, kerukunan antar umat beragama dan pluralisme sesungguhnya hanyalah ucapan-ucapan manis yang mereka tawarkan lewat media. Di balik semua itu, mereka selalu berusaha merongrong Islam dari segala penjuru. Baiknya kita selalu mengingat wanti-wanti Allah SWT di dalam salah satu firman-Nya yang berbunyi, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sampai kamu mengikuti agama mereka.” …! CN
Kejahatan Kristenisasi
Ketika Orde Baru berjaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya Kristenisasi besar-besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku “Fakta dan Data tentang Kristenisasi di Indonesia” oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak Misionaris Zending telah bekerja keras siang-malam untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.
Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan Kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan Kristenisasi bergerilya dengan kedok dakwah ukhuwwah dan shirathal mustaqim secara gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos.
Mereka telah mengeluarkan beberapa buku di antaranya:
Upacara Ibadah Haji
Ayat-ayat yang menyelamatkan
Isa Alaihis salam dalam pandangan Islam
Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
Membina kerukunan umat beragama
Rahasia jalan ke surga
Siapakah yang bernama Allah itu?
Isi buku-buku dan brosur tersebut di atas di antaranya:
Upacara Ibadah Haji adalah penyembahan berhala tertutup
Islam agama khusus untuk orang Arab, Al-Qur`an kitab suci orang Arab dan Nabi Muhammad saw adalah nabi untuk orang Arab yang mengajarkan penyembahan berhala dan tidak akan selamat di akhirat
Tuhan orang Islam adalah batu hitam (hajar aswad)
Waktu shalat sangat kacau dan Al-Qur`an tidak relevan
Nabi Muhammad saw memperkosa gadis dibawah umur
Al-Qur`an untuk Iblis, Injil petunjuk bagi umat Islam yang taqwa
Bapaknya Yesus adalah Allah subhanahu wa ta`ala
Semua umat masuk Neraka kecuali umat Kristen
Nabi Muhammad saw wafat mewariskan kitab Injil
Khadijah, istri Nabi Muhammad saw beragama Kristen
Sanggahan terhadap tuduhan-tuduhan keji tersebut :
1. Ibadah Haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak bolehnya orang non muslim ke Mekkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H. Amos orang Kristen. Namun itu perintah langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.(Q.S. At-Taubah 9:28). Tuduhan itu juga bertentangan dengan kenyataan, karena upacara ibadah haji ditayangkan pula ke berbagai negara di dunia lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji dan tidak tertutup.
2. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dituduh hanya rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat di akhirat. Tuduhan itu sangat jahat, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menegaskan dalam Al-Qur`an yang artinya: Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya 21:107). Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S.Saba`34:28). Al-Qur`an adalah suatu peringatan untuk semesta alam. (Q.S. At-Takwir 81:27 dan Al-Qalam 68:52). Dan Kami turunkan Al-Qur`an kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir. (Q.S. An-Nahl 16:44). Muhammad bukanlah bapak salah seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzab 33:40).
3· Tuduhan tentang Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak selamat di akhirat, maka harus dibacakan shalawat, itu tuduhan keji pula. Bisa diperbandingkan dengan keadaan bahwa bayi yang meninggal dunia pasti selamat akan masuk surga. Namun bayi yang meninggal itu tetap dishalati dan didoakan. Orang yang menshalati, mendoakan dan menguburkan mayit bayi ini akan mendapat pahala.
Terhadap bayi yang belum berjasa saja harus didoakan, apalagi terhadap seorang Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yang telah sangat berjasa bagi umat manusia. Ini sudah pas dari segi ajaran agama maupun akal yang mau menerimanya.
4. Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama Hajar Aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H. Amos memutarbalikkan fakta, Hajar Aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan mengutip hadits Bukhari tanpa disertai teksnya. Ternyata H. Amos sebagai orang Kristen bohong, karena Hajar Aswad bukan termasuk berhala. Teksnya Hadits Bukhari nomor 832, terjemahnya:
Dari Ibnu `Abbas ra katanya: Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mula-mula tiba di Makkah, beliau enggan hendak masuk Ka`bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Isma`il yang sedang memegang Azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Terkutuklah orang yang membuat patung itu!, Demi Allah sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan Azlam, sekali-kali tidak. Kemudian beliau masuk ke dalam Ka`bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam shalat di dalamnya. (Shahih Bukhari No. 832).
5. Tuduhan tentang waktu shalat sangat kacau, itu tuduhan yang sangat mengada-ada. Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan hadits Bukhari tanpa mau memahami Q.S. Al-Isra 17:78 dan Q.S. Hud 11:114, dibentrokkan dengan hadits Bukhari nomor 211, lalu dikomentari bahwa yang dipakai hadits, bukan Al-Qur`an. Maka dituduh kacau. Padahal kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa shalat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan `Isya.
6. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dituduh memperkosa gadis dibawah umur, itu tuduhan yang sangat menghina. Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan umur. Padahal umur 9 tahun seperti `Aisyah yang mulai diajak berumah tangga oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis Arab-pun dalam usia 9 tahu sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu hanyalah kebencian yang membabi buta. (lihat: Apakah Siti 'Aisyah Menikah Dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Pada Usia 9 Tahun?)
Tuduhan-tuduhan lain yang mereka lontarkan terhadap Islam sifatnya sama; hanyalah kebencian dan kebohongan belaka. Orang-orang yang mau berpikir pasti paham bahwa tuduhan-tuduhan mereka itu menunjukkan betapa rendahnya moral mereka.
Orang-orang Kristen telah lama melancarkan program Kristenisasi dengan berbagai cara. Apa upaya kita dalam menghadapi kejahatan Kristenisasi?
[Dikutip dari brosur “Kristenisasi dan Kejahatan-Kejahatannya” terbitan Lembaga Penelitian Dan Pengkajian Islam (LPPI) Jakarta]
Allah SWT berfirman pada surah Al baqarah ayat 120: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sesungguhnya jika kamu mau mengikuti kemauan mereka setelah pegetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. Maha benar firman Allah SWT.
Kristenisasi sudah tidak asing lagi bagi kita, khususnya umat islam. Kristenisasi adalah suatu perbuatan yang mempengaruhi seseorang untuk masuk ke agama Kristen dengan berbagai macam cara atau langkah , bahasa singkatnya meng-Kristenkan orang lain. Kristenisasi di Indonesia dan di dunia Intenasional sebagian besar yang menjadi korban adalah umat islam, dan itu memang targetnya, karena mereka kaum Nasrani tidak akan senang dan rela bila kita umat Islam hidup dengan tentram, selamat dunia dan akhirat, dan itu sudah termaktub seperti ayat yang diatas..
Kristenisasi merupakan perbuatan yang dilaknat Allah SWT dan para hambaNya yang beriman, karena apabila kita terjerumus dengan ranjau-ranjau kristenisai berarti kita telah murtad atau khuruj minal millah (keluar dari agama islam). Dan apabila kita kafir maka semua amal ibadah kita terhapus tanpa kecuali
Kristenisasi di Indonesia saat ini sudah terang-terangan, seperti kristenisasi di Aceh waktu terjadinya tsunami. Kristenisasi yang terjadi di Aceh merupakan kristenisasi yang terselubung adanya bantuan bencana Alam pasca tsunami dan gempa, mereka mengatasnamakan pertolongan kemanusiaan untuk melakukan kristenisasi, itu merupakan peluang yang sangat besar dan target yang empuk untuk mengkristenkan korban bencana alam tersebut. Harian Inggris The Observer menulis, para misionaris asing ini kini banyak berdatangan ke Aceh dengan sambil memberikan bantuan.
Para misionaris yang terkenal agresif menyebarkan agama Kristen, menurut The Observer, bahkan tidak sudah terang-terangan menjalankan misinya. “Kami juga ingin mengenalkan nilai-nilai Kristen pada mereka… sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang lain bahwa kita dekat dengan cinta Kristus,” ujar William Suhanda yang memimpin kelompok misionaris Light of Love for Aceh. Selain memberikan bantuan makanan di Banda aceh, kelompok ini berharap bisa membawa sekitar 50 anak-anak Aceh ke panti asuhan Kristen di Jakarta.
Informasi seputar misi Kristenisasi oleh kelompok misionaris asing, sudah menjadi berita hangat di kalangan media barat. Selain The Observer, Harian Baltiomore Sun, juga menurunkan laporan tentang adanya kelompok misionaris dari aliran Kristen Evangelis yang menyusup ke tim-tim pengirim bantuan ke Aceh. Setelah sebelumnya, The Washington Post juga membuat laporan serupa tentang rencana kelompok misionaris yang ingin mengkristenkan sekitar 300 anak-anak Aceh.
Misionaris yang berbasis di Virginia, WorldHelp, mendapatkan sokongan dana dari kelompok Kristen Evangelis di seluruh dunia. Tragedi bencana tsunami di Aceh merupakan kesempatan yang jarang mereka dapatkan, untuk melakukan misi kristenisasi di wilayah-wilayah yang mereka anggap sulit dijangkau, demikian tulis harian tersebut.
“Dalam kondisi normal, Banda Aceh tertutup bagi warga asing dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Kristen,” ujar ketua misionaris dalam situsnya.
“Karena ada bencana alam, rekan-rekan kami disana mendapatkan hak yang sama dan leluasa masuk untuk menyebarkan ajaran injil,” tulis situs tersebut.
The Washington Post menuliskan, situs itu tiba-tiba berubah dan seruan untuk menggalang dana dihilangkan setelah ada seorang reporter yang ingin mendalami informasi tersebut.
Dari situs swaramuslim.net, mengatakan : salah satu dari beberapa langkah atau cara untuk melancarkan proyek kristenisasi yaitu: Ada yang memalsukan Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim yang “mendukung” kristenisasi. Kawin antar-agama hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian memurtadkannya. Abu Deedat merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109, “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman…” Juga Al-Baqarah: 120, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” ……..
Kristenisasi Global Datang Mengancam
Majalah Time edisi 30 Juni 2003 lalu, menurunkan tema unik yang mengundang perhatian tersendiri. Dalam edisi yang bergambar Salib emas yang sedang digenggam tersebut, Time menurunkan judul Should Christians Convert Muslim? Haruskah Kristen menarik Muslim? Kira-kira begitu terjemahan bebasnya. Dalam edisi tersebut dituliskan berbagai kiprah dan kemajuan gerakan Kristenisasi di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, dalam peta yang dilampirkan, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, India dan Nigeria termasuk negara-negara dengan jumlah misionaris dan penginjil tertinggi. Dicantumkan dalam peta tersebut, jumlah penginjil dan misionaris yang tersebar di Indonesia diperkirakan 4.001 sampai 10.000 orang aktivis.
Angka di atas adalah data resmi yang bisa terdeteksi. Namun bisa jadi, jumlah yang sebenarnya jauh dari angka yang disebutkan oleh Time. Dengan jumlah dan gerakan yang masif seperti itu, dapat dibayangkan berapa besar angka rekruitmen yang mereka lakukan.
Dan kita sebagai umat muslim harus terus menjalankan da’wah, saling nasehat-menasehati dan memberikan kabar gembira kepada yang terkena musibah dan kemalangan seperti yang ada di Aceh dan sekitarnya, karena semua usaha kaum kristen untuk menjadikan kita masuk ke agama mereka akan kalah dengan kuatnya penyebaran islam yang terus menerus dilakukan dan rutin, dan itu saja belum cukup, kita harus menunjukkan kepada kaum nasrani bahwa kita adalah umat yang saling mincintai, serta memiliki toleransi yang tinggi, mau membantu sesama, bagi umat islam yang setatus ekonominya rendah atau biasa disebut fakir miskin, marilah kita bantu dengan apa yang kita punya, alangkah mulianya seorang memberikan sesuatu kepada orang yang lain dengan apa yang dia sukai, tapi ia berikan dengan niat lillahi ta’ala, semoga Allah memberkati setiap langkah kita, dan barang siapa yang menolong agama Allah maka ia pun akan ditolong olehNya, Amien ya robbal ‘Alamin
Sebagian dalil yang berhubungan dengan Kristenisasi
Sebagian dalil yang berhubungan dengan Kristenisasi
- Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Al Baqarah Ayat 2:6) Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Al Baqarah Ayat 2:7)
- Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”, mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (Al Baqarah Ayat 2:13)
- Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (An Nisaa’ Ayat 4:157)
- Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa Ayat 4:158)Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An Nisaa’ Ayat 4:159)
Sumber: Al-Quran al Karim, TempoInteraktif, The Washington Post, Time dan dari berbagai sumber lain.
0 Comments
EmoticonEmoticon